Apakah Selain Air Dapat Menghilangkan Najis ?

Para ulama’ berselisih pendapat dalam masalah ini menjadi 2 pendapat yang masyhur:
1.Pendapat pertama:
Tidak menghilangkan najis yang mengenai tempat atau benda tertentu selain air thahur [suci lagi menyucikan].
Ini pendapat dari ulama’ hambaliyah, berdasarkan hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam:
“ Hendaknya ia mengeriknya,lalu mengucek dengan pucuk-pucuk jarinya lalu mengguyurnya dengan air”.[H.R.Bukhari:307]
Dalam hadits ini Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam memerintahkan agar darah haid diguyur dengan air setelah dikerik dan dikucek-kucek.
Dalam hadits yang lainnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam memerintahkan agar kencing orang arab gunung disiram dengan air.Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
“ Tuangkanlah air padanya” [H.R.Bukhari:284]
2.Pendapat kedua:
Selain air dapat menghilangkan najis.
Ini adalah pendapat ulama’ hanafiyah berdasarkan hadits Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam:
إذا جاء أحدكم إلى المسجد فلينظر فإذا رأى في نعليه قذراً أو أذى فليمسحه ثم يصل فيهما)
“ Apabila salah seorang di antara kalian datang ke masjid maka hendaknya melihat [sandalnya] .Jika ia melihat ada najis di kedua sandalnya atau kotoran maka hendaknya ia mengusap-usapkan [di tanah] lalu shalat menggunakan keduanya” [H.R.Abu Dawud:650]
Hadits ini menunjukkan bahwasanya mengusapkan sandal di tanah telah mencukupi dari membersihkan najis.
Pendapat yang rajih:
:Pendapat yang rajih adalah pendapat kedua berdasarkan argumentasi yang dibawakan dan berdasarkan kaedah usul:
الحكم يدور مع علته وجودا و عدما
“ Sebuah hukum berputar bersama illatnya, ada ataupun tidak adanya”
Yakni, sesuatu yang terkena najis dikatakan sebagai benda najis selama dzat benda najis ada padanya dan ketika benda najis tersebut telah hilang darinya dengan sebab apapun, maka benda tersebut dihukumi sebagai benda yang suci.
Wallahu a’lam bi ash shawab
Diselesaikan tulisan singkat ini oleh hamba Allah
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!