DUA PINTU MENUJU KEPADA ALLAH

Jikalau Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba maka Allah akan membukakan baginya pintu ketundukan dan senantiasa berlindung kepada Allah, butuh kepadaNya serta melihat cacat yang ada pada dirinya sendiri dan juga kebodohan serta pelanggarannya terhadap aturan Allah.Dan di saat yang sama pandangannya terarah menuju keutamaan Allah yang diberikan kepadanya, kebaikan,rahmat,kedermawanan dan keluasan kebaikanNya,kemaha kayaanNya dan pujianNya yang mutlak.
Seorang yang ‘arif [mengetahui jalan menuju keridhaan Allah] ia berjalan menuju Allah dengan dua sayaf ini.Tidak mungkin baginya berjalan menuju Allah kecuali dengan keduanya.Jikalau dia kehilangan salah satu darinya, dia bagaikan seekor burung yang kehilangan salah satu sayapnya, sehingga tidak bisa terbang menuju kearah yang ia inginkan.
Syaikhul Islam berkata: Seorang yang arif berjalan menuju Allah antara menyaksikan dan mengakui anugerah Allah kepadanya dan melihat cacat yang ada pada dirinya.
Inilah makna yang terkandung dalam do’a yang diajarkan oleh Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam:
أَبُوءُ لَكَ بِالنِّعْمَةِ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي،
“Aku mengakui kenikmatanMu yang Engkau limpahkah kepadaku dan aku mengakui dosa-dosaku” [H.R.Bukhari:6306]
Menyaksikan dan mengakui anugerah akan menjadikan seseorang mencintai,memuji dan bersyukur kepada pemilik kenikmatan dan kebaikan.Dan melihat cacat yang ada pada dirinya manjadikan seseorang merendahkan diri,butuh dan bertaubat di setiap waktu dan tidaklah memandang dirinya melainkan sebagai orang yang bangkrut.Tidaklah dia menganggap dirinya memiliki keadaan,kedudukan yang tinggi dan sebab yang dia dapat bergantung dengannya dan juga tidaklah memiliki sarana yang dia merasa memiliki jasa terhadap Allah.Dia akan masuk kepada Allah melalui pintu butuh kepada Allah secara murni dan bangkrut secara murni.
Dia masuk kepada Allah sebagaimana masuknya seorang yang kefakiran dan rasa butuh telah membelah hatinya hingga ke dalam lubuk hati yang terdalam lalu pecah ke semua sisi .Dia menyaksikan betapa sangat sempurna butuhnya kepada Tuhannya.Dia merasakan bahwa setiap bagian terkecil dari tubuhnya, baik yang nampak ataupun tak nampak sangat sempurna butuhnya kepada Tuhannya dan jika dia terkosongkan darinya sekejap mata saja niscaya akan binasa lagi merugi dengan kerugian yang tak dapat ditutupi melainkan jika Allah merahmatinya. [ Disadur dari kitab al Wabil ash Shayib:9-10,Cet:Maktabah Darul Bayan dan Maktabah al Muayyad, karya Ibnul Qayim]
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!