Hukum Darah Haid
وَعَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا – «أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ – فِي دَمِ الْحَيْضِ يُصِيبُ الثَّوْبَ تَحُتُّهُ، ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ، ثُمَّ تَنْضَحُهُ، ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ»
مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
Dari Asma’ binti Abu Bakar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam berkata tentang darah haid yang mengenai kainnya, ia mengeriknya lalu menguceknya dengan pucuk jari-jemarinya dengan disertai air lalu menyucinya kemudian shalat di dalamnya [Muttafaqun ‘Alaihi]
1.Takhrij Hadits:
Diriwayatkan oleh imam Bukhari [227],Muslim [291], Abu Dawud [361],At Tirmidziy [138],an Nasa’iy [1/195],Ibnu Majah [629],Ahmad [6/345],al Baihaqiy [1/13-244], Ibnu Khuzaimah [1/139] semuanya dari jalur Hisyam bin ‘Urwah dari Fathimah binti Mundzir dari kakeknya Asma’ binti Abu Bakar berkata: Telah datang seorang wanita kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam lalu berkata salah seorang di antara kami kainnya terkena darah haid, apa yang harus dia lakukan ? Nabi menjawab:
تَحُتُّهُ، ثُمَّ تَقْرُصُهُ بِالْمَاءِ، ثُمَّ تَنْضَحُهُ، ثُمَّ تُصَلِّي فِيهِ
“ ia mengeriknya lalu menguceknya dengan pucuk jari-jemarinya dengan disertai air lalu menyucinya kemudian shalat di dalamnya”. Ini adalah lafadz hadits riwayat Muslim.
2.Makna Lafadz-lafadz Musykil:
تَقْرُصُهُ = Menguceknya dengan pucuk jari-jemari disertai dengan air agar hilang dzat darah yang diserap oleh kain
تَنْضَحُهُ = Menyucinya dengan air.
3.Faedah dan Kandungan Hukum:
A.Darah haid hukumnya najis dan tidaklah dimaafkan ketika mengenai kain walaupun sedikit.
Syaikh Shidiq Hasan Khan menjelaskan:
فالأمر بغسل دم الحيض وحكه بضلع يفيد ثبوت نجاسته
“ Perintah untuk mencuci darah haid dan mengeriknya dengan ranting kayu memberikan faedah najisnya darah haid” [Raudhatun Nadiyah Syarh Duraril Bahiyah:10/19]
B.Menghilangkan najis adalah merupakan sarat sahnya shalat.
C.Wajibnya mencuci darah haid yang mengenai kain dengan sifat yang disebutkan dalam hadits.
D.Tidak disyaratkan hitungan tertentu dalam membersihkan darah haid yang mengenai kain dan yang lainnya.
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!