TAFSIR SINGKAT SURAT AL FATIHAH

[BAGIAN KETIGA]
الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
A.Terjemahan global:
“Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
B.Penafsiran Perkata:
الرحمن
Ibnu al Jauziy berkata:Jumhur ulama’ berpendapat bahwasanya ia merupakan pecahan dari kata rahmat [Zaadul Masir:1/9,Ibnu al Jauziy]
Mengikuti timbangan “ Fa’lanu” bermakna mubalaghah [ sangat].
Ibnu al Jauziy berkata: Mereka mengatakan sangat penuh = ملآن dan sangat lapar =
شبعان [Zaadul Masir:1/9,Ibnu al Jauziy]
الرحيم
Mengikuti timbangan “ Fa’il” bermakna mubalaghah [sangat], yakni Dzat Yang rahmat-Nya sampai kepada hamban-Nya yang beriman.
Berkata al Wahidiy dalam tafsirnya:
قال الليث: هما اسمان اشتقاقهما من الرحمة
Al Laist berkata: Keduanya adalah isim yang merupakan pecahan kalimat rahmat.
وقال أبو عبيدة: هما صفتان لله معناهما: ذو الرحمة
Berkata Abu ‘Ubaidah: Keduanya adalah sifat yang maknanya adalah yang memiliki rahmat
Lalu beliau mengatakan:
والرحمن عند قوم أشد مبالغة من الرحيم، كالعلام من العليم، ولهذا قيل: «رحمن الدنيا ورحيم الآخرة
Ar Rahman menurut suatu kaum adalah lebih menunjukkan kepada makna sangat dibandingkan dengan ar Rahim, seperti al ‘Allam dan al ‘Alim.Karena itulah dikatakan:
Rahman di dunia dan Rahim di akherat
لأن رحمته فِي الدنيا عمت المؤمن والكافر، والبر والفاجر، ورحمته فِي الآخرة اختصت بالمؤمنين
Karena rahmatnya di dunia mencakup orang mukmin,kafir,orang yang bagus dan jelek dan rahmatNya di akherat khusus bagi kaum mukminin [Al Wasith:1/64, karya al Wahidiy]
Dari pemaparan makna singkat ini dapat kita ketahui bahwasanya kandungan makna ” الرحمن” lebih luas daripada” ” الرحيم
Ibnu Katsir mengatakan: Perkataan Ibnu Jarir menunjukkan adanya kesepakatan ahli ilmu atas makna ini [Lihat tafsir Ibnu Katsir:1/124 ]
Berdasarkan makna di atas maka para ulama’ mengatakan bahwa selain Allah tidak boleh dinamai dengan ” الرحمن ” namun boleh dinamai dengan ” الرحيم ” karena hanya Allah yang rahmat-Nya sampai kepada seluruh hamba-Nya sebagaimana firman-Nya:
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ
“ Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu” [Q.S.Al A’raf:156]
Faedah:
Selain Allah tidaklah diperkenankan untuk dinamai dengan Ar Rahman.
Ibnu Katsir mengatakan: Kesimpulannya, sesungguhnya di antara nama Allah ada yang selain Allah boleh dinamai dengannya dan tidak boleh dinamai dengannya seperti Allah,Ar Rahman,al Khaliq,Ar Raziq dan lain-lainnya [ Tafsir Ibnu Katsir:1/126 ]
Tak ada seorangpun yang mensifati dan menamai dirinya dengan Rahman kecuali akan dihinakan oleh Allah ta’ala.
Ibnu Katsir berkata: Tatkala Musailamah Sang Pendusta menamai dirinya dengan ‘’ rahmanul yamamah’’ maka Allah memberikan jilbab kedustaan kepadanya dan menjadikannya terkenal dengannya sehingga tidaklah disebut namanya kecuali dibarengi dengan kata Sang Pendusta
[ Tafsir Ibnu Katsir:1/126 ]
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!