Doa Khusus Ketika Thawaf

Ketahuilah wahai saudaraku seiman…..
Bahwasanya tidak ada dzikir dan do’a khusus ketika anda melaksanakan thawaf di baitullah al haram sebagaimana yang diyakini dan diamalkan oleh sebagian saudara kita dalam setiap putaran di antara tujuh putaran thawaf.
Berkata syaikul islam Ibnu Taimiyah : “ Tidak ada dzikir yang wajib ketika seseorang sedang melaksanakan thawaf di baitullah al haram menurut kesepakatan para imam ahli ilmu dan tidak ada dzikir yang berasal dari Nabi shalallahu ‘alihi wa salam baik melalui perintah, lesan ataupun pengajaran.Apa yang disebutkan oleh kebanyakan manusia yang berupa do’a tertentu ketika berada di bawah talang ka’bah dan lain-lainnya tidaklah ada asalnya kecuali doa ketika berada di antara rukun Yamani dan hajar aswad.Yaitu:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“ Wahai Tuhan kami, berikanlah kebaikan kepada kami di dunia dan akherat dan jagalah kami dari siksa api neraka”
Hanyasaja orang yang melaksanakan thawaf disunnahkan untuk berdzikir dan berdo’a dengan do’a yang disyari’atkan dan tidaklah mengapa membaca al Qur’an dengan lirih.
Thawaf di baitullah al haram adalah seperti shalat namun diperbolehkan untuk berbicara.Dan barangsiapa berbicara maka janganlah berbicara kecuali kebaikan”.[ Lihat Majmu’ fatawa:26/123]
Syaikh Abdul Muhsin al Abbad menjelaskan: “ Tidak ada dzikir dan do’a yang khusus bagi orang yang melaksanakan thawaf. Ia berdzikir dan berdo’a kepada Tuhannya dengan do’a yang dimudahkan untuknya dan membaca al Qur’an.Bacaan dzikir dan do’a yang paling utama adalah do’a yang berasal dari Rasulullah.Dan ketika berada di antara rukun Yamani dan hajar aswad mengucapkan:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“ Wahai Tuhan kami, berikanlah kebaikan kepada kami di dunia dan akherat dan jagalah kami dari siksa api neraka” [H.R.Ahmad:15398, Abu Dawud:1892 dengan sanad hasan].
Adapun do’a khusus dalam setiap putaran thawaf yang dilakukan oleh sebagian manusia, tidaklah ada dalilnya dan merupakan perkara baru dalam agama ini”[Tabshiru an Nasik bi ahkaami al Manasik:102]
Wallahu a’lam bishshawab
Diselesaikan tulisan singkat ini oleh hamba Allah
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!