SEBAB-SEBAB KEISTIQAMAHAN HATI

Hati akan menjadi istiqamah di atas peribadatan dan ketundukan kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan dua hal:
1.Pertama: Mencintai Allah ta’ala di atas segala sesuatu
Apabila terjadi pertentangan antara kecintaan kepada Allah dan selain Allah dia akan mendahulukan kecintaannya kepada Allah.Semua ini harus dibarengi dengan melaksanakan tuntutan –tuntutan logis yang menyertainya bukan sekedar pengakuan dan akan terbukti nyata ketika seseorang diuji oleh Allah dengan hal ini.
Betapa banyaknya orang yang mengaku mencintai Allah namun ternyata dia lebih mencintai apa yang disenangi oleh hawa nafsunya atau lebih mencintai tokoh yang diidolakan,lebih cinta terhadap tokoh yang dia agungkan,lebih cinta kepada guru atau pemimpinnya atau lebih mencintai keluarganya daripada mencintai Allah.Orang yang keadaannya seperti ini tidaklah hatinya lebih mencintai Allah daripada selainNya dan bukanlah kecintaannya kepada Allah sebagai penguasa yang menguasai dirinya.
Seseorang yang kondisinya seperti ini Allah akan menjadikannya sulit mencintai apa yang ia cintai dan tidak akan mendapatkannya melainkan dengan sangat sulit sebagai balasan mendahulukan hawa nafsunya dan hawa nafsu orang yang dia agungkan dari kalangan makhluq atau sesuatu yang ia cintai di atas kecintaannya kepada Allah.
Allah telah menentukan dalam qadha’nya yang tidak dapat tertolak bahwasanya orang yang mencintai sesuatu akan disiksa dengannya.Dan sudah menjadi sebuah kepastian bahwasanya barangsiapa takut kepada selain Allah maka ia akan dikuasakan kepadanya.Dan barangsiapa menyibukkan dirinya dengan selain Allah maka akan menjadi sebab kesialannya.Dan barangsiapa yang mendahulukan selain Allah di atas Allah maka tidaklah dia akan diberkahi.Dan barangsiapa mencari keridhaan selain Allah dengan kemurkaanNya niscaya Allah akan menjadikan sesuatu tersebut memurkai dirinya.
2.Kedua: Mengagungkan perintah dan larangan Allah
Hal ini tumbuh dan berkembang dari pengagungan terhadap Allah yang memerintah dan melarang.Allah ta’ala mencela orang yang tidak mengagungkan kepadaNya.
Allah ta’ala berfirman:
مَّا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَاراً
“Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?” [Q.S.Nuh:13]
Para ulama’ ketika menafsirkan ayat tersebut mengatakan: “ Kanapa kalian tidak takut terhadap keagungan Allah ? “.
Syaikhul islam Ibnu Taimiyah ketika menjelaskan makna pengagungan terhadap perintah dan larangan Allah, beliau mengatakan: “ Tidaklah ditentang keduanya dengan mengambil keringanan yang kasar [tidak beradab] dan menyulitkan diri yang melampaui batas atau alasan-alasan yang menyebabkan lemahnya ketundukan “.[ Disadur dari kitab al Wabil ash Shayib:12 -13,Cet:Maktabah Darul Bayan dan Maktabah al Muayyad, karya Ibnul Qayim].
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!