Berwudhu Menggunakan Bejana Kaum Musyrikin

وَعَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – «أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – وَأَصْحَابَهُ تَوَضَّئُوا مِنْ مَزَادَةِ امْرَأَةٍ مُشْرِكَةٍ» . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ، فِي حَدِيثٍ طَوِيلٍ.
“Dari ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam dan sahabat-sahabatnya berwudhu dari bejana yang terbuat dari kulit milik seorang wanita musyrikah” [Muttafaqun ‘alaihi dalam hadits yang panjang]
1.Takhrij Hadits:
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari [344],Muslim [682],al Baihaqiy [1/32],ad Daruquthniy [1/200] semuanya dari jalur Sulaim bin Zirir al ‘atharidiy dari ‘Imran bin Hushain dan beliau menyebutkan kisah dengan panjang lebar…
2.Makna lafadz-lafadz Musykil:
مَزَادَةِ = bejana yang digunakan mengusung air dari sumber air.Ia terdiri dari tiga lembar kulit yang dijadikan satu.
مُشْرِكةٍ = wanita musyrikah.Musyrik secara syar’iy maknanya adalah orang yang menjadikan sekutu bagi Allah dalam rububiyah,uluhiyah dan nama-nama dan sifat-sifat Allah.
3.Faedah dan Kandungan Hukum:
A.Bolehnya menggunakan kulit yang telah disamak sebagai wadah benda yang cair
B.Air yang berada dalam bejana dari kulit bangkai binatang yang telah disamak hukumnya adalah suci dan menyucikan.
Hal ini adalah karena penyembelihan orang-orang musyrikah adalah haram dan dihukumi sebagai bangkai.
C.Hukum asal bejana orang musyrik yang tidak diketahui keadaannya adalah suci.
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!