Cintailah Para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum !

Cinta terhadap para sahabat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam adalah sebuah kewajiban yang tidak boleh diabaikan oleh seorang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.Ia merupakan bukti keimanan seseorang kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan kebalikannya adalah merupakan indikasi sebuah kemunafikan.
Dari Abu Sa’id al Khudriyi, dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
لَا يُبْغِضُ الْأَنْصَارَ أَحَدٌ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ
“ Seorang yang cinta Allah dan Rasul-Nya tidaklah akan membenci kaum Anshar” [H.R.Muslim:74]
Dari Barra’ bin al ‘Azib bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda tentang kaum Anshar:
لَا يُحِبُّهُمْ إِلَّا مُؤْمِنٌ، وَلَا يُبْغِضُهُمْ إِلَّا مُنَافِقٌ
“ Tidaklah mencintai mereka kecuali seorang mukmin dan tidaklah membenci mereka melainkan seorang munafiq” [H.R.Bukhari:3783,Muslim:75,At Tirmidziy:3900]
Dari Abdullah bin Abdullah bin Jabr dari Anas bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
آيَةُ الْإِيمَانِ حُبُّ الْأَنْصَارِ، وَآيَةُ النِّفَاقِ بُغْضُهُمْ
“ Tanda keimanan adalah cinta kaum Anshar dan tanda kemunafikan adalah membenci mereka” [H.R.Bukhari:17,Muslim:74]
Dari Hammad bin Salamah beliau berkata,Abu Ayub As Sikhtiyani berkata:
مَنْ أَحَبَّ أَبَا بَكْرٍ الصِّدِّيقَ فَقَدْ أَقَامَ الدِّينَ، وَمَنْ أَحَبَّ عُمَرَ فَقَدْ أَوْضَحَ السَّبِيلَ، وَمَنْ أَحَبَّ عُثْمَانَ فَقَدِ اسْتَنَارَ بِنُورِ الدِّينِ، وَمَنْ أَحَبَّ عَلِيَّ بْنَ أَبِي طَالِبٍ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالعُرْوَةَ الْوُثْقَى، وَمَنْ قَالَ الْحُسْنَى فِي أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَدْ بَرِئَ مِنَ النِّفَاقِ
“Barangsiapa mencintai Abu Bakar sungguh ia telah menegakkan agamanya.Barangsiapa mencintai Umar sungguh ia telah menjelaskan jalannya.Barangsiapa mencintai Utsman sungguh ia telah mengambil cahaya agamanya.Barangsiapa mencintai Ali Bin Abi Thalib sungguh telah berpegang kepada tali yang kokoh.Barangsiapa mengucapkan ucapan terbaik tentang sahabat Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam sungguh telah berlepas diri dari kemunafikan” [Syarh Ushul I’tiqad Ahli Sunnah:2333,karya al Laalaka’iy,Asy Syari’at :1231, karya al Ajuriy].
Wallahu a’lam bish shawab…
Ditulis oleh seorang hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!