Hukum Bagian Tubuh Yang Terpotong Dari Binatang Yang Masih Hidup

وعن أبي واقد الليثي -رضي الله عنه- قال: قال رسول الله – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: “ما قُطِعَ من البهيمة وهي حيَّةٌ؛ فهو ميتة
أخرجه أبو داود و الترمذي وحسنه واللفظ له
Dari Abu Waqid al Laitsiy radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: Apa yang dipotong dari binatang sedangkan ia dalam keadaan hidup maka ia adalah bangkai
Dikeluarkan oleh imam Abu Dawud dan at Tirmidziy dan beliau menghasankannya dan lafadz ini milik imam at Tirmidziy.
1.Takhrij Hadits:
Diriwayatkan oleh imam Abu Dawud [2857], at Tirmidziy [1480], Ahmad [5/218],ad Darimiy [2/93],ad Daruqutniy [4/292],al Baihaqiy [1/23], ath Thabraniy dalam Mu’jam al Kabir [3/248]ath Thahawiy dalam Musykilul Atsar [1/496] semuanya dari jalur Abdurrahman bin Abdullah bin Dinar dari Zaid bin Aslam dari ‘Atha’ bin Yasar dari abu Waqid al Laitsiy secara marfu’.
Imam at Tirmidziy mengatakan: Hadits ini hasan gharib [5/156]
Syaikh al Bainy menghasankan hadits ini dalam Ghayatul Maram [41]
Syaikh Samir az Zuhairiy mengatakan hadits ini adalah hasan [Takhrij Bulughul Maram:11/dicetak dengan matan bulughul maram, cet:Daarul Diyaa’]
2.Makna lafadz –lafadz yang Musykil:
البهيمة : Binatang. Semua binatang yang berkaki empat selain binatang buas dinamakan bahimah.
3.Faedah dan Kandungan Hukum:
Imam an Nawawiy dalam Majmu’ syarh al Muhadzab mengatakan:
الْعُضْوُ الْمُنْفَصِلُ مِنْ حَيَوَانٍ حَيٍّ كَأَلْيَةِ الشَّاةِ وَسَنَامِ الْبَعِيرِ وَذَنَبِ الْبَقَرَةِ وَالْأُذُنِ وَالْيَدِ وَغَيْرِ ذَلِكَ نَجِسٌ بِالْإِجْمَاعِ وَمِمَّا يُسْتَدَلُّ بِهِ مِنْ السُّنَّةِ حَدِيثُ أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
“ Anggota tubuh yang dipisahkan dari binatang hidup semisal pantat kambing,punuk unta,ekor sapi,telinga,tangan dan lain-lainnya adalah najis menurut kesepakatan ulama’.Di antara dalilnya dari sunnah adalah hadits Abu Waqid al Litsiy “ [Majmu’ Syarh Muhadzab:2/562]
Dikecualikan darinya:
1.Ath Tharidah
Binatang buruan yang dibunuh secara beramai-ramai.Satu menebas kakinya, yang lain menebas badannya,yang lain menebas kepalanya dan lain-lain.
Imam Ahmad telah meriwayatkan dari Husyaim dari Manshur dari al Hasan bahwasanya beliau berpendapat tidaklah mengapa ath Tharidah.Kaum muslimin yang lampau telah melakukannya di peperangan-peperangan mereka [Al Mughniy:13/281 dan Ibnu Abi Syaibah dalam Mushanafnya :19698]
2.Misk dan kantongnya
Yakni apabila seseorang ingin mengambil minyak misk maka mereka membikin kijang misk lari kencang lalu dengan demikian maka akan keluar dari pusarnya kantong berisi darah lalu kantong tersebut diikat dengan kuat agar tidak bercampur dengan darah yang lain.Lama kelamaan kantong ini akan terputus dan darinya didapatkan minyak misk yang paling baik.
Kedua benda yang terpisah dari binatang yang masih hidup ini dihukumi suci [Lihat syarh mumti’:1/98]
Wallahu a’lam bi ash shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!