Menyelah-nyelahi Jari Jemari Ketika Berwudhu

وَعَنْ لَقِيطِ بْنِ صَبِرَةَ، – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – «أَسْبِغْ الْوُضُوءَ، وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ، وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ، إلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا» أَخْرَجَهُ الْأَرْبَعَةُ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ
وَلِأَبِي دَاوُد فِي رِوَايَةٍ «إذَا تَوَضَّأْت فَمَضْمِضْ»
Dari Laqith bin Shabirah radhiyallahu ‘anhu berkata,Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda: Sempurnakanlah wudhu,celah-cealahilah antara jari-jemari dan bersungguh –sungguhlah dalam menghirup air ke dalam lubang hidung kecuali jika engkau berpuasa”.Telah mengeluarkannya imam yang empat dan Ibnu Khuzaimah telah menshahihkannya.
Dan dalam riwayat Abu Dawud “ Apabila engkau berwudhu maka berkumur-kumurlah”.
————————————————————————————————————————-
1.Takhrij Hadits:
Diriwayatkan oleh imam abu Dawud [142],at Tirmidziy [788]/an Nasa’iy [1/66],Ibnu Majah [407,Ahmad [4/32-33-211],an Nasa’iy [1/66],Ibnu Khuzaimah [1/78],Ibnu Hibban [3/332],al Baihaqiy [1/50],al Hakim [1/247] semuanya dari jalur Isma’il bin Katsir dari ‘Ashim bin Laqith bin Shabirah dari bapaknya, Laqith bin Shabirah…..
Al Hakim berkata : “Hadits ini shahih namun imam Bukhari dan Muslim tidak meriwayat dari keduanya” [1/247].
Ibnu Qathan mengatakan dalam al wahm wal IIham: Hadits ini shahih [al wahm wal IIham: 5/592]
Al Hafidz mengatakan dalam Fathul Bariy: sanadnya shahih [1/315]
Dan telah menshahihkannya an Nawawiy dalam al Majmu’ [1/351-352] dan dalam Syarh Muslim [3/105]
2.Makna Lafadz-Lafadz Musykil:
أَسْبِغْ الْوُضُوءَ = Sempurnakan.Yakni sempurnakan kewajiban-kewajiban dan kesunnahan-kesunahannya.
وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ = Celah-celahilah antara jari-jemari.Yakni jari jemari tangan dan kaki
وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاق =bersungguh-sungguhlah dalam istinsyaq.Yakni dengan memasukkan air ke dalam puncak lubang hidung.
إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا = Kecuali jika engkau berpuasa.Yakni janganlah bersungguh-sungguh dalam istinsyaq karena dapat membatalkan puasa.
3.Faedah dan Kandungan Hukum:
A.Disyariatkan menyempurnakan wudhu.
Menyempurnakan wudhu di sini hukumnya adalah wajib bagi sesuatu yang tidaklah sempurna wudhu seseorang kecuali dengannya dan sunnah bagi yang selainnya.
B.Seseorang diperintahkan menyela-nyelahi jari-jemari tangan dan kaki ketika berwudhu.
Apakah perintah di sini hukumnya wajib atau sunnah ?
Syaikh Utsaimin dalam fathu Dzil Jalali wal Ikram menjelaskan:
“ Dalam masalah ini terdapat rincian hukum sebagai berikut:
1.Apabila jari-jemarinya sangat berhimpitan sehingga ada kemungkinan air tidak dapat masuk ke celah jari-jemarinya maka hukum menyela-nyelahi jari jemari dalam kondisi seperti ini adalah wajib.
2.Apabila jari-jemarinya tidak sangat berhimpitan sehingga air dapat masuk ke celah jari-jemarinya maka hukum menyela-nyelahi jari jemari dalam kondisi seperti ini adalah sunnah bukan wajib [Lihat fathu Dzil Jalali wal Ikram Syarh Bulughul Maram:1/184].
C.Disunnahkan bersungguh-sungguh dalam istinsyaq kecuali ketika seseorang berpuasa karena ditakutkan akan batal puasanya karena masuknya air ke lambungnya melalui lubang hidungnya jika bersungguh-sungguh dalam beristinsyaq.
D.Diwajibkan berkumur ketika seseorang berwudhu
Inilah pendapat yang kuat dalam masalah ini berdasarkan argumentasi berikut:
1.Dhahir sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam:
إذَا تَوَضَّأْت فَمَضْمِض
“Apabila engkau berwudhu maka berkumur-kumurlah”
2.Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam ketika berwudhu senantiasa berkumur-kumur dan tidak pernah meninggalkannya.
3.Mulut termasuk bagian dari wajah, sehingga masuk dalam keumuman perintah Allah ta’ala:
فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ
“maka basuhlah mukamu”.
Wallahu a’lam bish shawab….
Ditulis oleh seorang hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!