IBADAH BENTUK SYUKUR YANG PALING SEMPURNA

Ibadah Bentuk Syukur yang Paling Sempurna
Allah telah melimpahkan begitu banyak nikmat, baik nikmat yang kita pinta dalam doa-doa kita, atau nikmat yang tidak pernah kita memintanya. Saking banyaknya nikmat tersebut, sampai-sampai kita tidak bisa menghitungnya. Allah berfirman :
وَإِن تَعُدُّواْ نِعۡمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحۡصُوهَآۗ
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.”
(Surat An-Nahl Ayat 18)
Bagaimana cara mensyukuri nikmat tersebut?
Cara mensyukurinya adalah dengan beribadah kepada Allah. Dan ini adalah bentuk syukur yang paling utama.
Lihatlah ketika Allah menceritakan kisah kaum Quraisy. Ketika Allah telah melimpahkan kenikmatan yang begitu luar biasa kepada mereka, yaitu mereka bisa pergi berdagang sepanjang tahun, baik ketika musim panas maupun musim dingin dalam keadaan aman, dimana ketika itu manusia disekitarnya saling merampok.
أَوَلَمۡ يَرَوۡاْ أَنَّا جَعَلۡنَا حَرَمًا ءَامِنٗا وَيُتَخَطَّفُ ٱلنَّاسُ مِنۡ حَوۡلِهِمۡۚ أَفَبِٱلۡبَٰطِلِ يُؤۡمِنُونَ وَبِنِعۡمَةِ ٱللَّهِ يَكۡفُرُونَ
“Tidakkah mereka memperhatikan, bahwa Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, padahal manusia di sekitarnya saling merampok. Mengapa (setelah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah?”(Surat Al-Ankabut, Ayat 67)
Apa yang diperintahkan Allah kepada orang-orang Quraisy? Allah berfirman :
فَلۡيَعۡبُدُواْ رَبَّ هَٰذَا ٱلۡبَيۡتِ
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah),”(Surat Quraisy, Ayat 3)
Beribadah kepada Allah, ya.. Beribadah kepada Allah. Maka sebagaimana Allah memerintahkan kepada orang-orang Quraisy untuk beribadah kepadaNya sebagai bentuk syukur atas nikmat yang telah Allah limpahkan kepada mereka, maka pada hakikatnya kita juga mendapat perintah tersebut. Yaitu beribadah kepada Allah sebagai bentuk syukur kepadaNya.
العبرة بعموم اللفظ لا يخصوص السبب
Bagaimana cara beribadah kepada Allah?
Yaitu dengan cara merendahkan diri dihadapan Allah dengan melaksanakan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya sesuai dengan syari’at yang telah digariskan oleh Allah dan rasul-Nya, dan disertai rasa cinta dan pengagungan kepada Allah. ( Syarah Usulutsalatsah lil utsaimin : 37)
Berkata syaikh Abdurrozaq Hafidzohullah :
” Dengan cinta kepada Allah akan membuatmu rindu untuk melakukan ketaatan-ketaatan kepadaNya dan melakukan hal-hal yang membuatNya ridho. Dan dengan rasa pengagungan serta mengetahui keagunganNya akan mencegahmu dari terjatuh kepada kemaksiatan dan hal-hal yang Ia larang. ” ( Manhajun yaumiyyun litholibil ‘ilmi ditulis oleh syaikh al Utsaimin yang dita’liq oleh syaikh Abdurrozaq halaman 31)
Tapi bukan sekedar ibadah!
Jika kita cermati ayat-ayat Al-qur’an dan hadist-hadist rasulullah shollallahualaihiwasallam, kita akan dapati bahwa orang-orang musyrik Quraisy beribadah kepada Allah. Diantaranya Allah berfirman :
فَإِذَا رَكِبُواْ فِي ٱلۡفُلۡكِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ فَلَمَّا نَجَّىٰهُمۡ إِلَى ٱلۡبَرِّ إِذَا هُمۡ يُشۡرِكُونَ
“Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepada-Nya, tetapi ketika Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, malah mereka (kembali) mempersekutukan (Allah) .”(Surat Al-Ankabut, Ayat 65)
Mereka beedoa kepada Allah, dan doa adalah salah satu bentuk ibadah.
الدعاء هو العبادة [رواه الترمذي 3372، وأبو داود 1479، وإبن ماجة 3828، وصححه الألباني في صحيح الترمذي 2590]
“Do’a adalah ibadah. “
Lantas, apa makna ibadah dalam surat Quraisy ayat yang ketiga ini? Padahal mereka telah beribadah kepada Allah?
Allah memerintakhan untuk beribadah kepadaNya padahal mereka sudah beribadah kepada Allah, karena peribadatan mereka bermasalah. Yaitu mereka masih menduakan Allah, dan tidak memurnikan seluruh peribadatan hanya untuk Allah serta mereka juga tidak mentauhidkanNya.
Oleh karenanya Al-Imam Ibnu Katsir tatkala menafsirkan ayat ini beliau mengtakan:
فَلۡيَعۡبُدُواْ رَبَّ هَٰذَا ٱلۡبَيۡت) أَيْ فَلْيُوَحِّدُوْهُ بِالعِبَادَةِ)
“Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah)” Yaitu, maka hendaklah mereka mentauhidkanNya dalam beribadah.(Tafsir Ibnu katsir 4/816)
Jadi, jika ingin menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah dengan bentuk syukur yang paling sempurna, maka hendaknya kita memperbanyak ibadah. Tapi ingat, bukan sekedar ibadah, akan tetapi ibadah yang benar-benar murni untuk Allah semata tanpa tercampuri secuil kesyirikanpun.
Wallahu a’lam
Wallahul muwaffiq
Abu Ammar Khoirul Anwar
Kota seribu bunga, 12 Maret 2019
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!