Hakekat Hati Yang Selamat

Seseorang tidaklah akan selamat di hari qiyamat nanti kecuali dengan membawa hati yang selamat sebagaimana termaktub dalam firman Allah ta’ala:
يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna,
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,[Q.S.Asy Syu’ara:88-89]
Hati seseorang dikatakan sebagai hati yang selamat apabila:
1.Selamat dari segala macam sahwat yang menyelisihi perintah Allah dan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa salam
- Selamat dari segala macam subhat yang menyelisihi berita dari Allah dan Rasul-Nya shalallahu ‘alaihi wa salam
3.Selamat dari peribadatan terhadap selain Allah
4.Selamat dari berhukum terhadap selain Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam.
Allah ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيِ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Q.S.Al Hujurat:1]
Makna ayat ini adalah: “ janganlah kalian berucap sehingga Rasul shalallahu ‘alaihi wa salam berucap dan janganlah berbuat sehingga Dia berbuat”.
Sebagian salafus shalih mengatakan: “ Tidaklah ada suatu perbuatan walaupun sekecil apapun melainkan dibentangkan padanya dua pertanyaan, yaitu: “karena apa “? dan “Bagaimana “?
Pertanyaan pertama berkaitan dengan keiskhlasan.Yakni apakah engkau beramal karena Allah ataukah karena keduniaan dan hawa nafsumu ?
Dan pertanyaan kedua berkaitan dengan mencontoh dan mengikuti Rasulullah sahlallahu ‘alaihi wa salam.
Jalan keluar dari pertanyaan pertama adalah dengan memurnikan peribadatan hanya untuk Allah
Dan jalan keluar dari pertanyaan kedua adalah dengan memurnikan mencontoh dan mengikuti Rasulullah sahlallahu ‘alaihi wa salam.
5.Selamat dari kecintaan,takut,berharap,tawakal,kembali dan tunduk terhadap selain Allah
6.Mendahulukan keridhaan Allah dalam semua keadaan
7.Menjauhkan diri dari kemurkaan Allah dengan segala macam cara.
[Disadur dari kitab Ighatsatul lahfan Fi Mashayidis Syaithan:1/41-43, cet: Dar Ibnul Jauziy,karya Ibnul Qayim al Jauziyah]
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!