Sifat dan Keadaan Kaum Munafiqin.

Allah ta’ala menjelaskan keadaan dan sikap serta akibat dari perbuatan orang-orang munafiqin dalam surat al Baqarah ayat 8 – 16.
Berikut ini penafsiran singkat ayat – ayat tersebut :
Bagian Pertama [ayat 8-10 dari surat al Baqarah]
Ayat ke-8:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ
“ Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian ,” padahal mereka itu bukan orang-orang yang beriman”.
Di antara manusia ada yang mengatakan ﴿وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ﴾
Kebanyakan ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud sebagian manusia dalam ayat ini adalah orang-orang munafiq .Mereka menampakkan islam secara dhahir namun hatinya dipenuhi dengan kekufuran.
Perkataan الناس merupakan bentuk flural dari kata انس.Manusia dinamai insan dalam bahasa arab karena sebab ia mengikat perjanjian lalu lupa, sebagaimana firman Allah ta’ala:
وَلَقَدْ عَهِدْنَا إِلَى آدَمَ مِن قَبْلُ فَنَسِيَ وَلَمْ نَجِدْ لَهُ عَزْماً
“ Dan sesungguhnya telah Kami perintahkan kepada Adam dahulu, maka ia lupa (akan perintah itu), dan tidak Kami dapati padanya kemauan yang kuat”.[Q.S.Thaha:115]
Sebagian ulama’ mengatakan bahwa manusia dalam bahasa arab dinamakan insan karena يأنس بعضهم بعضا ويركن إليه [membutuhkan sebagiannya kepada yang lain dan cenderung kepadanya].Karena itulah tabi’at asal manusia adalah Madani= cinta berkumpul dan tidak berpecah belah atau sebagai makhluq social.
Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian ,” ﴿آمَنَّا بِاللّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ﴾
Ucapan ini hanya di lesan mereka saja dan hatinya menyelisihi ucapannya.
padahal mereka itu bukan orang-orang yang beriman ﴿وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ﴾
Dengan perkataan ini Allah mendustakan apa yang mereka aku-aku dengan lesan mereka bahwasanya mereka beriman kepada Allah dan hari akhir sekaligus menyingkap jati diri mereka yang sebenarnya, yakni lesan mereka menyelisihi batin mereka.
Ayat ke-9:
يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم وَمَا يَشْعُرُونَ
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar”
يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا ﴾ ﴿ Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman
Perkataan يُخَادِعُونَ berasal dari kata المخادعة/al Mukhada’ah= menipu.Hakekat mukhada’ah adalah menampakkan sesuatu dan menyembunyikan yang menjadi lawannya. Makna يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا / Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman = mereka bermu’amalah dengan Allah ta’ala sebagaimana bermu’amalahnya para penipu.
Orang munafiq dikatakan menipu Allah dan kaum mukminin karena menampakkan dengan lesannya bahwa dirinya membenarkan islam namun menyembunyikan pendustaan dan keraguan dalam rangka melindungi dirinya dari hukum Allah yang ditetapkan bagi orang yang mendustakan islam secara terang-terangan [semisal diperangi dan ditawan].
وَمَا يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم﴾ ﴿ padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri
Akibat jelek tipuan mereka kembali kepada diri mereka sendiri, sehingga seolah-olah tidaklah berbuat makar dan tipu daya melainkan untuk menghancurkan diri mereka sendiri karena Allah ta’ala dan kaum muslimin tidak terkena madharat tipu daya mereka sama sekali.
Sebagai akibat jelek perbuatan mereka ini, maka Allah ta’ala senantiasa menimpakan kehinaan kepada mereka, menyingkap aib mereka di dunia, menjadikan hati mereka senantiasa dirundung duka nestapa karena kejayaan demi kejayaan dan kemuliaan demi kemuliaan yang di dapatkan oleh kaum muslimin.Dan di akherat nanti, Allah akan menimpakan adzab yang amat pedih karena kedustaan dan kekufuran mereka.
وَمَا يَشْعُرُونَ ﴾ ﴿ sedang mereka tidak sadar
Ibnu Zaid ketika menafsirkan perkataan ini mengatakan: “ Mereka tidak mengetahui bahwa apa yang mereka sembunyikan dari kekufuran dan kemunafikan akan membahayakan diri mereka sendiri” [Tafsir Ibnu Jarir:1/139,cet: Dar Ihayaau Turats al Arabi]
Perkataan يَشْعُرُونَ berasal dari kata الشعر/ asy syi’ru= ilmu, semisal perkataan seseorang
ما شعر فلان بهذا الأمر = Fulan tidak mengetahui urusan ini atau perkataan seseorang ليت شعري =Seandainya aku mengetahui.
Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa يَشْعُرُونَ berasal dari kata الشعار/ pakaian yang bersentuhan dengan kulit [pakaian dalam].
الشعور / asy syu’ur = ilmu yang berkaitan dengan sesuatu yang dapat diindera.Berdasarkan ini, maka makna perkataan وَمَا يَشْعُرُونَ adalah sampainya kemadharatan kepada orang-orang munafik bagaikan sesuatu yang dapat dindera, tetapi karena sebab kelalaian yang melampaui batas, membuat mereka tidak mengetahuinya sehingga bagaikan orang yang kehilangan indera [tidak sadar].
Ayat ke-10:
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
”Dalam hati mereka ada penyakit , lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”.
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ﴾ ﴿Dalam hati mereka ada penyakit
مَّرَضٌ/ penyakit = Setiap hal yang mengeluarkan seseorang dari batasan sehat.
Penyakit ada dua:
1.Penyakit hissi = Penyakit badan, semisal demam dan lain-lainnya
2.Penyakit maknawi = Penyakit hati,semisal keraguan,kemunafikan,syahwat, dan lain-lain.
Yang dimaksud dalam ayat ini penyakit hati, yakni keraguan dan kemunafikan.
Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa makna asal dari kata المرض/penyakit adalah kelemahan.Dinamakan keraguan dalam agama sebagian penyakit karena melemahkan agama seseorang sebagaimana penyakit jasad dapat melemahkan jasad.
فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً﴾ ﴿ lalu ditambah Allah penyakitnya
Dengan sebab penyakit keraguan yang ada pada hati mereka maka Allah tambahkan penyakit hati yang lainnya sehingga bertumpuk-tumpuk penyakit hati mereka.
Hal ini memberikan faedah bahwa suatu kemaksiatan merupakan cikal bakal tumbuhnya kemaksiatan yang lainnya sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah dalam ayat yang lain;
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka ; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik” [Q.S. Ash-Shaff:5]
وَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَتْهُمْ رِجْساً إِلَى رِجْسِهِمْ وَمَاتُواْ وَهُمْ كَافِرُونَ
Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit , maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.[Q.S.At Taubah:125]
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُواْ بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (Al Quraan) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat.[Q.S.Al An’am:110]
وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ﴾ ﴿dan bagi mereka siksa yang pedih,
Bagi mereka siksa yang pedih karena:
1.Kedahsyatan siksanya
Allah menempatkan mereka di kerak neraka jahanam
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً
Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.[Q.S.An Nisa’:145]
2.Banyaknya jumlahnya.
Allah ta’ala berfirman tentang penduduk neraka
وَأَمَّا الَّذِينَ فَسَقُوا فَمَأْوَاهُمُ النَّارُ كُلَّمَا أَرَادُوا أَن يَخْرُجُوا مِنْهَا أُعِيدُوا فِيهَا وَقِيلَ لَهُمْ ذُوقُوا عَذَابَ النَّارِ الَّذِي كُنتُم بِهِ تُكَذِّبُونَ
Dan adapun orang-orang yang fasik (kafir) maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: “Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya.” [Q.S.As Sajdah:20]
بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ﴾ ﴿disebabkan mereka berdusta.
Ba’ dalam konteks kalimat ini maknanya sebab.Perkataan يَكْذِبُونَ ada dua bacaan:
- يَكْذِبُونَ = berdusta
- يكذبُون = dengan didhamahkan ya’ dan dzal disyidah dan dikasrah = mendustakan.
Dua sifat ini ada pada diri kaum munafiq. Mereka berdusta dengan menampakkan islam namun menyembunyikan kekufuran dan mereka juga mendustakan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam dan ayat-ayat Allah. [Lihat tafsir Abu Mudhafar as Sam’aniy:1/49 ,cet:Dar al Wathan dan Tafsir al Qur’an al Karim, syaikh Ibnu Utsaimin:1/45,cet: Dar Ibnul Jauziy]
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!