Sifat dan Keadaan Kaum Munafiqin.

Bagian Ketiga [ayat 15 -16 dari surat al Baqarah]
Ayat ke-15:
اللّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ وَيَمُدُّهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
”Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan mereka”.
اللّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ ] Allah akan (membalas) olok-olokan mereka
Allah memperolok mereka sebagai balasan yang setimpal atas perbuatan mereka, memperolok-olok Rasulullah dan para sahabat.
Ketahuilah wahai saudara-saudariku….
Perkataan اللّهُ يَسْتَهْزِئُ بِهِمْ ] Allah akan (membalas) olok-olokan mereka, menunjukkan kepada kesempurnaan,kekuatan dan tidak lemahnya Allah untuk membalas semisal perbuatan mereka. Ia merupakan sifat sempurna bagi Allah yang wajib kita tetapkan sebagaimana dhahirnya[ Allah memperolok-olok secara hakiki terhadap orang-orang yang memperolok-olok Rasulullah dan para sahabat], tidak boleh kita palingkan kepada makna yang lainnya karena tidak adanya dalil yang shahih untuk memalingkan makna dhahir tersebut kepada makna lainnya.
Kita wajib mengimani dan menetapkan sifat ini sebagaimana dhahirnya dan kita katakan bahwa Allah memperolok-olok secara hakiki terhadap orang-orang yang memperolok-olok Rasulullah dan para sahabat namun hakekat sifat ini kita serahkan kepada Allah, karena Dia berfirman:
يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِهِ عِلْماً
”Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya”.
Dan kita wajib meyakini bahwa sifat Allah tidaklah sebagaimana sifat makhlu-Nya.Allah memperolok-olok secara hakiki terhadap orang-orang yang memperolok-olok Rasulullah dan para sahabat namun memperolok-oloknya Allah bukan seperti memperolok-oloknya makhluq, karena Allah berfirman:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia Maha Mendengar dan Melihat.[Q.S. Asy-Syuura:11]
Semua sifat Allah sesuai dengan keluhuran, keagungan dan kesempurnaan-Nya bukan seperti sifat makhluq-Nya.
وَيَمُدُّهُمْ ] dan membiarkan mereka
Makna asal kata يَمُدّ = يزيد = menambahkan.
Imam al Baghawi mengatakan bahwa makna وَيَمُدُّهُمْ = membiarkan dan menangguhkan [Tafsir al Baghawi:1/21,cet;Dar Thayibah]
Imam Ibnu Jarir ath Thabari mengatakan: Yang shahih dari makna وَيَمُدُّهُمْ, menambahkan kepada mereka dengan membiarkan dan memberi tangguh dalam kedhaliman dan kedurhakaan.[Tafsir Ibnu Ath Thabari:1/155,cet; Dar Ihyaut Turots al Arabi]
فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ] terombang-ambing dalam kesesatan mereka
Perkataan طُغْيَانِ makna asalnya adalah melampaui batas dalam sesuatu.
Perkataan يَعْمَهُونَ berasal dari العمه /al ‘amah, makna asalnya adalah sesat.Dikatakan
فلان عمه / ‘Amiha Fulan = fulan tersesat.
Ibnu Jarir mengatakan: Yakni mereka terombang-ambing, kebingungan dalam kesesatan dan kekufuran yang kotoran dan kenajisannya menutupi dan menunggangi mereka.
Mereka terombang-ambing, kebingungan, menyimpang dari jalan yang benar, tidak memperoleh jalan keluar darinya karena Allah telah menyegel hati mereka, membutakan lagi menutupi penglihatan mereka sehingga tidak dapat melihat petunjuk dan tidak mengetahui jalan. .[Tafsir Ibnu Ath Thabari:1/155,cet; Dar Ihyaut Turots al Arabi]
Ayat ke-16:
أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ اشْتَرُوُاْ الضَّلاَلَةَ بِالْهُدَى فَمَا رَبِحَت تِّجَارَتُهُمْ وَمَا كَانُواْ مُهْتَدِينَ
”Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka mendapat petunjuk”.
أُوْلَـئِكَ] Mereka
Orang-orang munafikin yang tersifati dengan sifat-sifat tersebut.
الَّذِينَ اشْتَرُوُاْ الضَّلاَلَةَ] orang yang membeli kesesatan
Perkataan اشْتَرُوُاْ berasal dari kata اشتراء/isytiraaun = membeli. المشتري/al Musytari= pembeli, yakni orang yang memberikan alat pembeli dan mengambil sesuatu sebagai gantinya.
Perkataan الضَّلاَلَةَ makna asalnya adalah hancur atau hilang. Ucapan
ضل الماء في اللبن = air hancur di dalam susu.Maknanya secara syar’iy adalah berpaling dari jalan yang lurus.
Mereka mencintai kesesatan sebagaimana kecintaan pembeli terhadap dagangan tertentu sehingga membeli sesuatu yang ia cintai walaupun sangat remeh lagi jelek dengan sesuatu yang sangat berharga bahkan tidak ternilai dengan apapun.
Begitulah orang-orang munafik, mereka meninggalkan petunjuk dan keimanan lalu mengambil kesesatan. Petunjuk dan keimanan di jadikan sebagai alat pembeli kesesatan.
Mereka membeli kesesatan yang merupakan sesuatu yang sangat remeh lagi jelek dengan menggunakan petunjuk yang ia merupakan sesuatu yang sangat berharga bahkan tidak ternilai oleh apapun.Mereka menjadikan petunjuk sebagai alat pembeli karena benci darinya dan membeli kesesatan karena senang kepadanya.
Sungguh… betapa jeleknya perdagangan mereka…
بِالْهُدَى] dengan petunjuk
Yakni petunjuk sebagai ganti/alat pembeli, karena ba’ di sini bermakna ba’ ta’widh = pengganti. Huruf ba’ apabila disebutkan bersama kalimat اشترى , maka yang kemasukan ba’ adalah alat pembelinya.
maka tidaklah beruntung perniagaan mereka ]فَمَا رَبِحَت تِّجَارَتُهُمْ
Perkataan رَبِحَت berasal dari kata الربح= perkembangan yang dihasilkan dari perdagangan [laba].Sebuah perdagangan dikatakan mendapatkan laba apabila bertambah dari modal awalnya dan dikatakan rugi apabila berkurang dari modal awalnya.
Perkataan تِّجَارَتُهُمْ = perniagaan mereka. Perniagaan = mengolah modal awal untuk mendapatkan laba atau mengeluarkan modal awal untuk membeli sesuatu yang apabila dijual akan berlaba.
maka tidaklah beruntung perniagaan mereka ]فَمَا رَبِحَت تِّجَارَتُهُمْ
Yakni orang-orang munafik mereka mengeluarkan modal awal berupa iman untuk membeli kekufuran dengan harapan mendapatkan laba yang berupa kejayaan dan kecukupan di dunia namun mereka telah merugi dalam perdagangannya dan sama sekali tidak mendapatkan laba karena mereka dihinakan dan diadzab oleh Allah karena kekufuran mereka.
Allah ta’ala berfirman dalam ayat yang lain:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi ; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang . Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.[ Q.S.Al Hajj:11]
وَمَا كَانُواْ مُهْتَدِينَ ] dan tidaklah mereka mendapat petunjuk
Perkataan مُهْتَدِينَ, bentuk flural dari kata مُهْتَدِ/Muhtadin = orang yang menempuh jalan lurus yang mengantarkan kepada tujuan dengan cepat,tanpa bersusah payah.Orang yang tidak muhtadi adalah orang yang menempuh jalan yang bengkok,menyeleweng, tidak mengantarkan kepada tujuan sehingga mengalami kehancuran sebelum sampai tujuan.
Dari makna ini kita mendapatkan faedah bahwa makna وَمَا كَانُواْ مُهْتَدِينَ ] dan tidaklah mereka mendapat petunjuk adalah mereka menempuh jalan yang menyeleweng ,tidak mengantarkan kepada tujuan dalam perdagangan mereka sehingga tidak dapat menggapai tujuannya dan mengalami kehancuran serta kerugian di dunia dan akherat.
Allah ta’ala berfirman tentang orang-orang munafiq di dalam ayat yang lain:
وَمِنَ النَّاسِ مَن يَعْبُدُ اللَّهَ عَلَى حَرْفٍ فَإِنْ أَصَابَهُ خَيْرٌ اطْمَأَنَّ بِهِ وَإِنْ أَصَابَتْهُ فِتْنَةٌ انقَلَبَ عَلَى وَجْهِهِ خَسِرَ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةَ ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi ; maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang . Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.[ Q.S.Al Hajj:11]
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!