SIKAP ORANG –ORANG KAFIR TERHADAP AL QUR’AN

Allah ta’ala menjelaskan keadaan dan sikap serta akibat dari perbuatan orang-orang kafir ketika berhadapan dengan al Qur’an dalam surat al Baqarah ayat 6-7.
Berikut ini penafsiran singkat dua ayat tersebut :
Ayat ke-6:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لاَ يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman”.
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ﴾ ﴿ seseungguhnya orang-orang kafir
كَفَرُواْ berasal dari kata الكفر/al Kufru.Makna asal kata ini adalah الستر / as satru = menutupi.Dari sini maka malam hari dalam bahasa arab dinamakan dengan كافر/kaafir karena ia menutupi segala sesuatu dengan kegelapannya dan orang yang berkebun di namakan كافر/kaafir karena menutupi biji dengan tanah.
Dan dinamakan orang kafir dengan kafir karena menutupi nikmat Allah dengan kekufurannya dan ia menjadi orang yang tertutup dari dalil-dalil islam dan keterangan-keterangannya yang jelas.
Kufur ada 4 macam:
- كفر انكار/Kufur inkar = Tidak mengetahui dan tidak mengakui Allah sama sekali.
2.كفر جحود/Kufur juhuud = mengetahui Allah tetapi mengingkari
3.كفر عناد/Kufru ‘inaad= hatinya mengetahui tentang Allah dan lesannya mengakui tetapi tidak mau menjadikannya sebagai sebuah agama, sebagaimana kekufuran Abu Thalib
4.كفر نفاق/Kufru nifaaq = mengakui Allah dengan lesannya namun hatinya tidak menyakini.
Barangsiapa bertemu dengan Allah membawa salah satu macam kekufuran ini tidaklah akan diampuni oleh Allah ta’ala [Lihat tafsir Abu Mudhafar as Sam’aniy:1/46,cet: Dar al Wathan,Tafsir al Baghawi:1/17, cet:Dar Thayibah]
سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ﴾ ﴿ sama saja atas mereka
سَوَاءٌ = Sama dan seimbang.
﴿ أَأَنذَرْتَهُمْ ﴾ apakah kamu beri peringatan
أ = huruf istifham [pertanyaan]untuk menyatakan makna taswiyah [persamaan].
أَنذَرْتَهُمْ / kamu beri peringatan berasal dari kata انذار /indzaarun= Pemberitahuan disertai dengan menakut-nakuti dan peringatan keras.
﴿ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ ﴾ atau tidak kamu beri peringatan ﴿ لاَ يُؤْمِنُونَ﴾ mereka tidak juga akan beriman.
Ayat ini berkaitan dengan orang-orang kafir yang dalam ilmu Allah telah ditetapkan berada dalam kesengsaraan sebagaimana firman Allah ta’ala dalam ayat yang lain :
إِنَّ الَّذِينَ حَقَّتْ عَلَيْهِمْ كَلِمَتُ رَبِّكَ لاَ يُؤْمِنُونَ
“ Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman.
وَلَوْ جَاءتْهُمْ كُلُّ آيَةٍ حَتَّى يَرَوُاْ الْعَذَابَ الأَلِيمَ
meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih.[Q.S.Yunus:96-97]
Dan juga sebagaimana firman Allah ta’ala:
أَفَمَنْ حَقَّ عَلَيْهِ كَلِمَةُ الْعَذَابِ أَفَأَنتَ تُنقِذُ مَن فِي النَّارِ
Apakah (kamu hendak merobah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api neraka? [Q.S.Az Zumar:19]
Adapun orang-orang yang dalam ilmu Allah bukan termasuk orang kafir yang telah pasti terhadap mereka kalimat Allah, mungkin akan mendapatkan petunjuk dan beriman kepada Allah ta’ala.
Jika seseorang bertanya, kenapa Allah sesatkan mereka sehingga mereka tidak beriman ?
Jawab:
Allah tidaklah menyesatkan melainkan orang-orang yang berhak untuk disesatkan, yaitu orang yang ada pada dirinya sebab-sebab mendapatkan kesesatan, hatinya tidaklah menghendaki kebenaran dan tidak menerimanya.Allah telah mengetahui hal itu lalu Allah tetapkan baginya kesesatan dan kesengsaraan.
Allah ta’ala berfirman:
فَلَمَّا زَاغُوا أَزَاغَ اللَّهُ قُلُوبَهُمْ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka ; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik” [Q.S. Ash-Shaff:5] [Lihat Ahkamun minal Qur’an,syaikh al Utsaimin:1/51 dan 53,cet: Dar al Wathan,Tafsir al Baghawi:1/17,cet:Dar Thayibah]
Kemudian Allah menyebutkan sebab kenapa mereka tidak beriman walaupun diberi peringatan oleh Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa salam…..
Ayat ke-7:
خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عظِيمٌ
“ Allah telah mengunci-mati [menyegel] hati dan pendengaran mereka , dan penglihatan mereka ditutup . Dan bagi mereka siksa yang amat berat”
خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ﴾ ﴿ Allah telah mengunci-mati [menyegel] hati dan pendengaran mereka
خَتَمَ berasal dari kata الختم/al Khatmu = menutup dan menyegel agar tidak masuk ke dalamnya apa yang bukan darinya dan tidak keluar apa yang di dalamnya.
Allah menyegel pada hati mereka sehingga tidak menerima kebenaran dan menyegel pada pendengaran mereka sehingga tidak mendengar kebenaran dan mengambil manfaat darinya.
Apabila seseorang bertanya, bagaimana hati dan pendengaran dapat disegel ? Bukankah segel hanya dapat terjadi pada wadah ?
Jawab:
Hati hamba Allah adalah wadah tempat menampung ilmu pengetahuan .
Bagaimana sifat penyegelannya ?
Jawab:
Semisal yang disebutkan dalam sebuah riwayat dengan sanad yang kuat dari jalur sahabat Abu Hurairah, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda:
إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِي قَلْبِهِ، فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ، صُقِلَ قَلْبُهُ، وَإِنْ زَادَ زَادَتْ، حَتَّى
يَعْلُوَ قَلْبَهُ ذَاكَ الرَّانُ الَّذِي ذَكَرَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فِي الْقُرْآنِ: {كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ}
“ Seorang mukmin apabila melakukan sebuah dosa terdapat setitik noda hitam di dalam hatinya.Jika ia bertaubat dan mencabut dirinya dari dosanya dan serta memohon ampunan maka hatinya kembali bening dan jika bertambah [dosanya] maka akan bertambah pula noda hitamnya sehingga memenuhi hatinya.Itulah ar raan yang disebutkan oleh Allah di dalam al Quran :
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka [Q.S.Al Muthafifin:14]. [H.R.Ahmad:7952,At Tirmidzi:3334,Ibnu Majah:4244].
Ibnu Jarir berkata: “ Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam menyebutkan bahwa dosa apabila datang secara terus menerus ke dalam hati maka akan menutupnya dan apabila menutupnya maka ketika itu datang segel dari Allah sehingga tidak ada celah untuk masuknya iman ke dalamnya dan tidak ada jalan keluar bagi kekufuran yang bercokol di dalamnya.Itulah segel yang disebutkan dalam firman Allah tabaaraka wa ta’ala :
خَتَمَ اللّهُ عَلَى قُلُوبِهمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ﴾ ﴿ Allah telah mengunci-mati [menyegel] hati dan pendengaran mereka .
Segel ini adalah semisal segel yang ada pada wadah dan tempat tertentu yang dengannya tidak dapat masuk sesuatu yang diluarnya melainkan dengan dihilangkan segelnya dan dipudarkan talinya. Seperti ini pula gambaran keimanan. Iman tidak akan dapat masuk ke dalam hati yang disegel oleh Allah melainkan dengan dibuka segelnya dan dipudarkan talinya.[Tafsir Ath Thabari:1/130,cet: Dar Ihyaaut Turots al Arabi]
وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ﴾ ﴿ dan penglihatan mereka ditutup .
Ini adalah semisal firman Allah dalam ayat yang lainnya:
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَن يَهْدِيهِ مِن بَعْدِ اللَّهِ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ
“ Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya tersesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? [Q.S.Al Jatsiyah:23]
غِشَاوَةٌ maknanya الغطاء/ al ghithaau= tutup.Yakni Allah menjadikan tutup yang membuat mata mereka tidak dapat melihat sesuatu yang memberi manfaat.
Dengan disegelnya hati dan pendengaran serta ditutupnya penglihatan, telah tertutup bagi mereka semua jalan menggapai ilmu dan jalan kebaikan sehingga tidak ada lagi kebaikan yang dapat diharapkan dari mereka ketika di dunia dan bagi mereka di akherat nanti adalah siksa yang amat berat…
وَلَهُمْ عَذَابٌ عظِيمٌ﴾ ﴿ Dan bagi mereka siksa yang besar
Yakni adzab neraka yang kekal abadi.Allah mensifati dengan adzab yang besar karena tidak ada adzab yang lebih besar dibandingkan adzab neraka.
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!