Air Aajin

Air ajin menurut istilah para fuqaha adalah air yang mengalami perubahan salah satu dari sifatnya karena lamanya bertempat di wadah atau tempat tertentu.
Air jenis ini hukumnya adalah suci dan menyucikan.
Ibnu Qudamah dalam al Mughniy menjelaskan:
وَالْمَاءُ الْآجِنُ، وَهُوَ الَّذِي يَتَغَيَّرُ بِطُولِ مُكْثِهِ فِي الْمَكَانِ، مِنْ غَيْرِ مُخَالَطَةِ شَيْءٍ يُغَيِّرُهُ، بَاقٍ عَلَى إطْلَاقِهِ
فِي قَوْلِ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ،
“ Dan air ajin yakni air yang berubah karena lamanya bertempat di sebuah tempat tertentu dengan tanpa adanya sesuatu yang bercampur dengannya hukumnya adalah tetap pada kemutlakannya menurut kebanyakan ahli ilmu.
قَالَ ابْنُ الْمُنْذِرِ: أَجْمَعَ كُلُّ مَنْ نَحْفَظُ قَوْلَهُ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ عَلَى أَنَّ الْوُضُوءَ بِالْمَاءِ الْآجِنِ مِنْ غَيْرِ نَجَاسَةٍ حَلَّتْ فِيهِ جَائِزٌ، غَيْرَ ابْنِ سِيرِينَ فَإِنَّهُ كَرِهَ ذَلِكَ
Ibnu Mundzir berkata: Semua ulama’ yang kami menghafal ucapannya, mereka semua sepakat bahwasanya berwudzu dengan air ajin adalah halal, selain Ibnu Sirin.Ibnu Sirin memakruhkan penggunaan air ajin.
وَقَوْلُ الْجُمْهُورِ أُولَى، فَإِنَّهُ يُرْوَى «أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – تَوَضَّأَ مِنْ بِئْرٍ كَأَنَّ مَاءَهُ نُقَاعَةُ الْحِنَّاءِ» وَلِأَنَّهُ تَغَيَّرَ مِنْ غَيْرِ مُخَالَطَةٍ.
Perkataan jumhur lebih utama karena telah diriwayatkan dari Nabi shalallahu’alaihi wa salam bahwasanya Beliau berwudzu menggunakan dari sumur budha’ah yang airnya seperti rendaman daun pacar, dan juga karena perubahan di sini bukanlah karena bercampurnya dengan benda lain “.
[Al Mughniy:1/13,Ibnu Qudamah al Maqdisiy]
Wallahu a’lam bi ash shawab
Diselesaikan tulisan singkat ini oleh hamba Allah
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!