Apabila Kulit Bangkai Binatang Disamak
– وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – «إذَا دُبِغَ الْإِهَابُ فَقَدْ طَهُرَ» أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ – وَعِنْدَ الْأَرْبَعَةِ ” أَيُّمَا إهَابٍ دُبِغَ “
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata,Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda : Apabila kulit bangkai binatang disamak maka sungguh ia telah menjadi suci [H.R.Muslim]
Dan dalam riwayat imam yang empat “ Kulit bangkai binatang apa saja yang disamak..
1.Takhrij hadits:
Hadits ini dikeluarkan oleh imam Muslim [366],Abu Dawud [4123], at Tirmidziy [1728].an Nasa’iy [4252], Ibnu Majah [3609],Ahmad [1/279,219],Malik dalam al Muwatha [2/498], ad Daruquthniy [1/46],al Baihaqiy [1/16-20], ath Thahawiy dalam Musykilul atsar [4/262], Abu ‘Awanah dalam Musnad [1/212-213].Ibnu Jarud dalam al Muntaqa [61] semuanya dari jalan Zaid bin Aslam bahwasanya Abdurrahman bin Wa’lah mengabarkan kepadanya dari Abdullah bin Abbas berkata, Saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Apabila kulit bangkai binatang disamak maka sungguh ia telah menjadi suci”. Dan ini adalah lafadz hadits riwayat Muslim.
Dan imam Ahmad, Ibnu Majah,an Nasa’iy,at Tirmidziy,al Baihaqiy,Abu ‘Awanah, semuanya dengan lafadz “ Kulit bangkai binatang apa saja yang disamak maka ia telah menjadi suci “
Ash Shan’aniy menyebutkan dalam subulus salam bahwasanya hadits tersebut telah diriwayatkan dengan beberapa lafadz dan disebutkan bahwasanya ia memiliki sebab yaitu bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam lewat dekat bangkai kambing Maimunah lalu beliau bersabda: “ Tidakkah kalian bersenang-senang dengan kulitnya, sebab sesungguhnya penyamakan kulit adalah penyuciannya” [H.R.Bukhari:1492,Muslim:362] [Subulus Salam:1/138]
2.Makna lafadz-lafdz musykil:
دُبِغَ = Disamak.Kulit disamak dengan menggunakan bahan tertentu agar lembut dan hilang sifat basahnya dan juga bau busuknya.
الْإِهَابُ = Kulit binatang sebelum disamak
طَهُرَ = Telah menjadi suci
أَيُّمَا= Apa saja.Ia adalah bentuk di antara bentuk kalimat yang menunjukkan umum
3.Faedah dan Kandungan Hukum:
1.Kulit binatang yang najis apabila telah disamak dengan menggunakan bahan tertentu yang dapat melembutkan dan menghilangkan sifat basahnya dan juga bau busuknya maka telah menjadi suci.
2.Kulit bangkai binatang yang najis sebelum disamak adalah najis
Ibnu Bathal mengatakan ketika menjelaskan hadits di atas:
نص ودليل، فالنص منه طهارة الإهاب بالدباغ والدليل منه أن كل إهاب لم يدبغ فليس بطاهر، وإذا لم يكن طاهرًا فهو نجس، والنجس محرم،
“ Ia adalah nash dan dalil. Nash darinya adalah sucinya kulit setelah disamak.Dalil darinya adalah semua kulit yang belum disamak tidaklah suci.Apabila tidak suci maka ia adalah najis dan semua najis diharamkan” [Syarh Bukhari :5/442, Ibnu Bathal]
3.Dhahir hadits menunjukkan bahwa semua kulit binatang yang najis apabila disamak hukumnya adalah suci.Namun keumuman yang terkandung dalam hadits ini adalah umum
maknawi yakni umum sesusai dengan sifat yang terkandung dalam sebab datangnya hadits.Telah dimaklumi bahwasanya hadits tersebut berkaitan dengan bangkai kambing .Dengan demikian maka semua kulit bangkai binatang semisal kambing dari binatang yang halal untuk dimakan dagingnya ketika masih hidup adalah suci apabila disamak, sedangkan binatang yang tidak halal untuk dimakan ketika masih hidupnya maka kulit bangkainya tidaklah suci dengan disamak.
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!