Cara Membersihkan Kencing Bayi

وَعَنْ أَبِي السَّمْحِ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – «يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْجَارِيَةِ، وَيُرَشُّ مِنْ بَوْلِ الْغُلَامِ» أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُد وَالنَّسَائِيُّ، وَصَحَّحَهُ الْحَاكِمُ
Dari Abu As Samh radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Dicuci dari sebab kencing bayi wanita dan disiram dari sebab kencing bayi laki-laki”.Telah mengeluarkannya imam Abu Dawud,an Nasa’iy dan dishahihkan oleh imam al Hakim.
1.Takhrij Hadits:
Diriwayatkan oleh imam Abu Dawud [376],an Nasa’iy [1/158],Ibnu Majah [526],al Baihaqiy [2/415],ad Daruquthniy [1/130],Ibnu Khuzaimah [1/143],al Hakim [1/271] semuanya dari jalur Abdurrahman bin Mahdiy mengabarkan kepada kami Yahya bin al Walid, menceritakan kepada saya Mahal bin Khalifah ath Tha’iy berkata,menceritakan kepada saya Abu as Samh, beliau berkata….
Imam Ash Shan’aniy berkata: Hadits ini telah dikeluarkan pula oleh imam al Bazzar,Ibnu Majah,Ibnu Khuzaimah, dari Abu Samh berkata: Saya membantu Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam lalu didatangkan Hasan dan Husain kepada Beliau lalu kencing di dada Beliau kemudian saya mencucinya.[Melihat hal itu]maka bersabda: “Dicuci dari sebab kencing bayi wanita”…al hadits.
Dan telah meriwayatkannya juga imam Ahmad,Abu Dawud,Ibnu Khuzaimah,Ibnu Majah,al Hakim dari hadits Abu Lubabah binti al Harits mengatakan: Dahulu Hasan…dan menyebutkan hadits dan dalam lafadznya:
يُغْسَلُ مِنْ بَوْلِ الْأُنْثَى وَيُنْضَحُ مِنْ بَوْلِ الذَّكَرِ
“ Dicuci dari sebab kencing wanita dan disiram karena kencing laki-laki”.
Dan telah meriwayatkannya para ulama’ yang telah disebutkan dan Ibnu Hibban dari Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda tentang kencing bayi yang masih menyusu:
يُنْضَحُ بَوْلُ الْغُلَامِ وَيُغْسَلُ بَوْلُ الْجَارِيَةِ
“ Disiram karena kencing laki-laki dan dicuci karena kencing bayi wanita”.
Qatadah mengatakan: “ Ini semuanya apabila belum makan namun apabila telah makan maka dicuci”.
Dalam bab ini terdapat beberapa hadits marfu’ dan mauquf yang apabila digabungkan maka menjadi kuat sebagaimana dikatakan al Hafidz al Baihaqiy [ Subulus Salam:1/164-165]
Di antara riwayat yang dimaksudkan oleh imam Ash shan’aniy tersebut adalah:
- .Riwayat dari Umu Qais bintu Mihshan [Dikeluarkan oleh imam Ahmad,Bukhari,Muslim,Abu Dawud,at Tirmidziy,an Nasa’iy,Ibnu Majah]
- Riwayat dari Aisyah [Dikeluarkan oleh imam Ahmad,Bukhari,Muslim,Ibnu Majah]
- Riwayat dari Umu Kurz [Dikeluarkan oleh imam Ahmad dan Ibnu Majah]
- Riwayat dari Ibnu Abbas [Dikeluarkan oleh ad Daruquthniy]
- Riwayat dari Abu Laila [Dikeluarkan oleh imam Ahmad]
2.Makna Lafadz-lafadz Musykil:
من : dari.Maknanya adalah untuk menyatakan sebab.
الجارية : Bayi wanita
الغلام : Bayi laki-laki .Yang dimaksudkan di sini adalah bayi yang masih dalam usia menyusu.
3.Faedah dan Kandungan Hukum:
A.Kencing bayi laki-laki dan wanita adalah najis
B.Dibedakannya tata cara membersihkan kencing laki-laki dan wanita
C.Kencing bayi lak-laki apabila mengenai pakaian cara membersihkannya cukup dengan disiram sedangkan kencing bayi wanita apabila harus dengan dicuci.
Qatadah mengatakan:
هَذَا مَا لَمْ يَطْعَمَا فَإِذَا طَعِمَا غُسِلَا
“ Ini semuanya apabila keduanya belum makan namun apabila telah makan maka dicuci” [Disebutkan imam Ash Shan’aniy dalam subulus salam:1/165]
Ibnu Syihab mengatakan:
مَضَتْ السُّنَّةُ أَنْ يُرَشَّ بَوْلُ مَنْ لَمْ يَأْكُلْ الطَّعَامَ مِنْ الصِّبْيَانِ
“ Sunnah telah berlaku, bahwasanya kencing bayi laki-laki cukup dengan disiram selagi belum makan makanan” [Riwayat Ibnu Hibban:2/328,Ibnu Abi Syaibah:1/121] .
Al Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadziy mengatakan:
وَرَوَى أَبُو دَاوُدَ عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ مَوْقُوفًا قَالَ يُغْسَلُ بَوْلُ الْجَارِيَةِ وَيُنْضَحُ بَوْلُ الْغُلَامِ مَا لَمْ يَطْعَمْ وَرُوِيَ مِنْ طَرِيقِ الْحَسَنِ عَنْ أُمِّهِ قَالَتْ إِنَّهَا أَبْصَرَتْ أُمَّ سَلَمَةَ تَصُبُّ الْمَاءَ عَلَى بَوْلِ الْغُلَامِ مَا لَمْ يَطْعَمْ فَإِذَا طَعِمَ غَسَلَتْهُ وَكَانَتْ تَغْسِلُ بَوْلَ الْجَارِيَةِ ، قَالَ الْحَافِظُ فِي التَّلْخِيصِ سَنَدُهُ صَحِيحٌ وَرَوَاهُ الْبَيْهَقِيُّ مِنْ وَجْهٍ آخَرَ عَنْهَا مَوْقُوفًا أَيْضًا وَصَحَّحَهُ
“Imam Abu Dawud telah meriwayatkan secara mauquf dari Ali, beliau berkata: “ Kencing bayi wanita dicuci dan kencing bayi laki-laki disiram, selagi belum makan.
Dan telah diriwayatkan dari jalan al Hasan dari ibunya, mengatakan: Beliau melihat Umu Salamah menyiramkan air kencing laki-laki selagi belum makan dan apabila telah makan maka beliau mencucinya dan Umu Salamah mencuci kencing bayi wanita.Al Hafidz [Ibnu Hajar] dalam al Talkhish mengatakan: sanadnya shahih dan imam al Baihaqiy meriwayatkan darinya dari jalur sahabat yang lain secara mauquf dan beliau menshahihkannnya”
Lalu beliau mengatakan:
قَالَ الْحَافِظُ فِي الْفَتْحِ الْمُرَادُ بِالطَّعَامِ مَا عَدَا اللَّبَنَ الَّذِي يَرْتَضِعُهُ وَالتَّمْرَ الَّذِي يُحَنَّكُ بِهِ وَالْعَسَلَ الَّذِي يَلْعَقُهُ لِلْمُدَاوَاةِ وَغَيْرِهَا . فَكَانَ الْمُرَادُ أَنَّهُ لَمْ يَحْصُلْ لَهُ الِاغْتِذَاءُ بِغَيْرِ اللَّبَنِ عَلَى الِاسْتِقْلَالِ هَذَا مُقْتَضَى كَلَامِ النَّوَوِيِّ فِي شَرْحِ مُسْلِمٍ وَشَرْحِ الْمُهَذَّبِ
“ Al Hafidz [Ibnu Hajar] mengatakan dalam Fathul Bariy, maksud makanan di sini adalah makanan selain susu yang ia menyusu dengannya dan kurma yang ia ditahnik dengannya atau madu yang ia berobat dengannya dan lain-lainnya.
Maksudnya adalah selagi belum mendapatkan nutrisi secara menyendiri selain dari susu.Inilah yang ditunjukkan oleh ucapan imam an Nawawiy dalam syarh Muslim dan syarh al Muhadzab” [Tufatul Ahwadziy:1/82,Mubarakfuri]
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!