Jeddah Bukan Miqat Bagi Jama’ah Haji Indonesia

Sebagian kaum muslimin menyangka bahwa bandara Jeddah sebagai miqat bagi orang-orang yang datang menunaikan ibadah haji dengan pesawat udara atau lewat laut atau lewat darat.Sangkaan ini dibangun di atas anggapan bahwa Jeddah sejajar dengan dua miqat, yaitu Sa’diyah dan Juhfah.
Anggapan ini adalah merupakan kesalahan besar sebab Jeddah itu berada di dalam wilayah miqat dan orang yang datang ke Jeddah pasti melalui salah satu miqat yang telah ditetapkan oleh Rasulullah atau berada dalam posisi sejajar dengannya baik di laut maupun udara[1].Dengan demikian maka tidak boleh melewati miqat itu tanpa ihram[2] jika berniat menunaikan ibadah haji atau umrah, sebab Rasulullah ketika menentukan miqat-miqat tersebut mengatakan:
هُنَّ لَهُنَّ وَلِمَنْ أَتَى عَلَيْهِنَّ مِنْ غَيْرِهِنَّ مِمَّنْ أَرَادَ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ ،
“ Miqat-miqat itu masing-masing bagi penduduk negeri yang telah ditetapkan dan bagi orang yang bukan berasal darinya yang datang melewatinya dari siapa saja yang hendak melaksanakan haji atau umrah”H.R.Bukhari:1524
Maka dari itu tidak boleh bagi orang yang akan berhaji atau berumrah melewati miqat-miqat tersebut hingga sampai di Jeddah tanpa ihram,lalu berihram dari Jeddah,sebab Jeddah berada di dalam wilayah miqat[3].
Wallahu a’lam bishshawab
Diselesaikan tulisan singkat ini oleh hamba Allah
Abu Qushaiy al Anwar
[1] Dari Ibnu Abbasberkata:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ إِنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم وَقَّتَ لأَهْلِ الْمَدِينَةِ ذَا الْحُلَيْفَةِ وَلأَهْلِ الشَّامِ الْجُحْفَةَ وَلأَهْلِ نَجْدٍ قَرْنَ
الْمَنَازِلِ وَلأَهْلِ الْيَمَنِ يَلَمْلَم
,sesungguhnya Nabi telah menetapkan miqat-miqat: bagi ahli Madinah adalah Dzulhulaifah, bagi ahli Syam adalahZuhfah, bagi ahli Najed adalah Qarnul Manazil dan bagi ahli Yaman adalah Yalamlam” H.R. Bukhari:1524
[2] Berkata imam an Nawawiy: Berkata asy Syafi’iy dan sahabat-sahabat Beliau:” Apabila orang yang berasal dari luar miqat telah sampai di miqat sedangkan ia berkehendak melakukan haji atau umrah diharamkan untuk melewati miqat dengan tanpa ihram menurut kesepakatan ulama’.Jika ia melampauinya maka ia telah berbuat kejelekan”[Majmu’ syarh Muhadzab:7/206].
[3][3] Disadur dari Fatwa – fatwa terkini,jilid 1 hal 361-362, edisi bahasa Indonesia
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!