Menyelah-nyelahi Jenggot

وَعَنْ عُثْمَانَ – رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ – «أَنَّ النَّبِيَّ – صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يُخَلِّلُ لِحْيَتَهُ فِي الْوُضُوءِ» .
أَخْرَجَهُ التِّرْمِذِيُّ، وَصَحَّحَهُ ابْنُ خُزَيْمَةَ
Dari Utsman radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam menyelah-nyelahi jenggotnya ketika berwudhu.
Dikeluarkan oleh at Tirmidziy dan telah menshahihkannya Ibnu Khuzaimah
————————————————————————————————————-
1.Takhrij Hadits:
Diriwayatkan oleh ima at Tirmidziy [31],Ibnu Majah [430],Ibnu Khuzaimah [1/78] ad Daruquthniy:1/86],al Baihaqiy [1/63],ad Darimiy [1/178]/ath Thahawiy dalam syarh ma’aniy atsar [1/32], Ibnu Hibban [3/363],al Hakim [1/249].Abdurrazaq [1/41] semuanya dari jalan Israil dari ‘Amir bin Syaqiq dari Syaqiq bin Salamah dari Utsman lalu menyebutkannya…
Imam at Tirmidziy mengatakan: Hadits Hasan Shahih [1/41]
Berkata syaikh Khalid Dhaifullah: Hadits ini telah dishahihkan oleh imam at Tirmidziy,al Hakim dan Ibnu Khuzaimah dan dihasankan oleh imam al Bukhari [Khulashatul Kalam:1/57]
Ibnu Mulaqin dalam al Badru al Munir mengatakan: Hadits ini hasan [3/394]
Syaikh Muhammad Shubhiy Hasan Halaq dalam takhrij Subulus Salam telah menghasankan hadits ini [1/197, dicetak dengan subulus salam]
2.Makna Lafdz-lafadz Musykil:
3.Faedah dan Kandungan Hukum:
Disyari’atkan menyelah-nyelahi jenggot ketika berwudhu.
Dalam Kitab Zaadul Mustaqni dijelaskan:
ومن سنن الوضوء
Termasuk sunah-sunah wudhu adalah…..[lalu beliau menyebutkan]:
وتخليل اللحية “الكثيفة”
Dan menyelah-nyelahi jenggot yang tebal [Zaadul Mustaqni’:29]
Syaikh al Hamd ketika menjelaskan perkataan pengarang kitab Zaadul Mustaqni’ ini mengatakan:
Perkataan tebal, adalah merupakan batasan yang keluar darinya jenggot yang tipis.Adapun patokan tebal tipisnya adalah: Apabila tampak kulitnya maka berarti tipis dan apabila tidak tampak kulitnya maka berarti tebal.
Apabila tampak kulitnya maka wajib diselah-selahi karena ia merupakan bagian dari wajah dan wajah wajib untuk dibasuh sebagaimana firman Allah ta’ala:
فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ
“maka basuhlah mukamu”.
Adapun jenggot tebal yaitu yang tidak nampak kulitnya, maka bagian luarnya wajib untuk dibasuh karena ia merupakan bagian dari wajah dan Allah telah berfirman:
فاغْسِلُواْ وُجُوهَكُمْ
“maka basuhlah mukamu”.
Dan adapun bagian dalamnya maka disunnahkan untuk diselah-selahi sebagaimana disebutkan dalam hadits Utsman yang diriwayatkan oleh imam at Tirmidziy dan lain-lainnya bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam menyelah-nyelahi jenggotnya.
Hadits ini memiliki banyak jalan.Ibnu Qayim menyebutkan bahwasanya hadits ini diriwayatkan oleh 13 sahabat.Hadits ini shahih….
[Syarh Zaadul Mustaqni’:20/152 syaikh al Hamd, Maktabah Syamilah]
Berkata al Mardawiy dalam al Inshaf :
(إن كانت اللحية خفيفة وجب غسلها، وإن كانت كثيفة فالصحيح من المذهب وعليه جماهير الأصحاب، وقطع به كثير منهم: استحباب تخليلها).
“Apabila jenggotnya tipis maka wajib dibasuh dan jika tebal maka menurut penjelasan yang paling shahih dari madzhab [madzhab imam Ahmad] dan jumhur sahabat-sahabat beliau dan dipastikan oleh kebanyakan dari meraka hukum menyelah-nyelahinya adalah sunnah” [Al Inshaf:1.133, al Mardawiy]
Bagaimana cara menyelah-nyelahi jenggot ?
Jawab:
Disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud dari jalur shabat Anas bin Malik:
أن النبي صلى الله عليه وسلم كان إذا توضأ أخذ كفاً من ماء فأدخله تحت حنكه فخلل به لحيته وقال هكذا أمرني ربي عز وجل
Bahwasanya Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam apabila berwudhu mengambil air satu cidukan tangan lalu memasukkannya di bawah dagunya lalu menyelah-nyelahi jenggotnya dengannya dan Belia berkata: “Demikianlah Tuhanku memerintahkanku”[H.R.Abu Dawud:145 dishahihkan syaikh al Baniy dalam Irwaul Ghalil: 92]
Wallahu a’lam bish shawab….
Ditulis oleh seorang hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!