Hukum Bejana Ahli Kitab

وَعَنْ أَبِي ثَعْلَبَةَ الْخُشَنِيِّ – رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ -، قَالَ: «قُلْت: يَا رَسُولَ اللَّهِ، إنَّا بِأَرْضِ قَوْمٍ أَهْلِ كِتَابٍ، أَفَنَأْكُلُ فِي آنِيَتِهِمْ؟ قَالَ: لَا تَأْكُلُوا فِيهَا، إلَّا أَنْ لَا تَجِدُوا غَيْرَهَا، فَاغْسِلُوهَا، وَكُلُوا فِيهَا» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
1.Takhrij Hadits:
Diriwayatkan oleh imam Bukhari [5488 dan 5489],Muslim [1930],Ahmad [4/195],Ibnu Majah [3207],ad Darimiy [2/232],ath Thabraniy [22/212],al Baihaqiy [1/33] semuanya dari jalan Abu Idris al Khaulaniy saya mendengar Abu Tsa’labah al Khutsaniy mengatakan, saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam lalu saya katakana: Wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam kami berada di negeri kaum ahli kitab …..
2.Makna Lafadz-lafadz yang Musykil:
قَوْمٍ = sekelompok manusia
أَهْلِ كِتَابٍ = sifat bagi kaum.Kitab yang dimaksudkan adalah kitab Taurat dan Inzil.Dan ahlinya adalah Yahudi dan Nashara.
3.Faedah dan Kandungan Hukum:
1.Larangan makan dan minum menggunakan bejana milik orang ahli kitab.
Larangan dalam hadits ini adalah bersifat mutlak, namun disebutkan dalam riwayat yang lain larangan tersebut adalah muqayad [terbatasi] dengan bejana yang dipergunakan untuk memasak daging babi dan minum khamer.
Imam Abu Dawud,Ahmad,al Baihaqiy ,ath Thbaraniy telah meriwayatkan hadits ini dengan lafadz:
إِنَّا نُجَاوِرُ أَهْلَ الْكِتَابِ وَهُمْ يَطْبُخُونَ فِي قُدُورِهِمُ الْخِنْزِيرَ وَيَشْرَبُونَ فِي آنِيَتِهِمُ الْخَمْرَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنْ وَجَدْتُمْ غَيْرَهَا فَكُلُوا فِيهَا وَاشْرَبُوا وَإِنْ لَمْ تَجِدُوا غَيْرَهَا فَارْحَضُوهَا بِالْمَاءِ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا
“ Kami bertetangga dengan kaum ahli kitab sedangkan mereka memasak babi di periuk-periuk mereka dan meminum khamer dalam bejana-bejana mereka.Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: Jika kalian menjumpai selainnya maka makan dan minumlah di dalamnya dan jika kalian tidak menjumpai yang lainnya maka cucilah dengan dengan lalu makan dan minumlah di dalamnya “ [Lihat Subulus Salam:1/45]
Adapun bejana mereka yang tidak dipergunakan untuk masak dan minum sesuatu yang haram dan najis tidak mengapa kita mempergunakannya,sebagaimana dhahir dari dalil-dalil berikut ini:
- firman Allah:
وَسَخَّرَ لَكُمْ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ جَمِيعًا مِنْهُ
“ Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya “ [ Al Jatsiyah:13]
Dan juga firman Allah:
هو الذي خلق لكم ما في الأرض جميعاً
Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu [Al Baqarah:29]
2.Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam memenuhi undangan seorang yahudi untuk makan roti gandum dan lemak [H.R.Ahmad:Ahmad:3/210 dan 270]
3.Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam menerima dan memakan hadiah daging kambing dari seorang wanita ya hudi [H.R.Bukhari:5777]
4.Nabi dan para sahabat berwudhu dengan menggunakan bejana milik seorang wanita musyrik [H.R.Bukhari:344 dan Muslim:682]
2.Bolehnya bermuamalah duniawiyah kaum ahli dengan ahli kitab
3.Islam adalah agama yang mudah dan memberikan kemudahan ketika pemeluknya dalam kondisi kesulitan.
Wallahu a’lam bish shawab
Ditulis oleh hamba Allah:
Abu Qushaiy al Anwar
Bersyukur, Jangan Kufur Kawanku…!